6:32 PM
0
Dunia kerja adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjalanan hidup manusia.  Bagian ini termasuk satu bagian yang menarik dalam periode hidupnya manusia, dan episode yang sangat menentukan bagi akhir hidup manusia, baik jasmani maupun rohani.  Periode ini sangat krusial dan sangat berpengaruh bagi perjalanan rohani seseorang, dan sangat menentukan arah hidupnya. 
Manusia pertama, Adam, bahkan sudah memasuki dunia kerja ketika Tuhan Allah memberikan tugas dan tanggung jawab baginya, seperti apa yang tertulis dalam Kej. 1: 26-28.
Dunia kerja bagi Orang Kristen adalah pelayanan.  Sejatinya kita tidak membedakan dunia kerja dengan pelayanan (Kolose 3:23)
Manusia sebenarnya yang mendikotomikan pekerjaan itu menjadi pekerjaan sekuler dan pelayanan rohani. Padahal, sesungguhnya semua pekerjaan itu adalah pelayanan untuk Tuhan.
Kalau kita kembali ke bahasa aslinya, dari Septuaginta, bahasa Yunani mengartikan seluruh pekerjaan itu adalah ‘Diakonia’ Paulus yang mempunyai talenta membuat tenda itu juga diakonia, menginjil juga diakoni, artinya manusialah yang sering membeda-bedakan pekerjaan itu.
Bekerja untuk Tuhan? Iya, melayani Tuhan itu tidak boleh kita kotak-katik, bahwa selama ini ada yang menyebut hanya di lingkungan gereja disebut melayani Tuhan. Saya katakan, kita harus menjadi pelayani di mana pun kita bekerja. ‘Bekerja seolah-olah untuk Tuhan.”
Dunia kerja adalah pelayanan kita, dan bagian dari pengabdian kita kepada Tuhan Allah.

Dunia Kerja Sebagai Tempat Pelayanan
Dunia kerja adalah bagian yang sangat menarik dan penuh tantangan dalam kehidupan manusia.
Sebagai jemaat Gereja , benar bahwa di dalam dunia kerja, pemuda Gereja harus memiliki pegangan yang kuat akan Firman Tuhan.  Perkembangan Gereja ke depannya terletak di tangan para pemuda, dan ketangguhan seorang pemuda serta arah hidupnya akan banyak diuji dalam dunia kerja.  
Dunia kerja sendiri akan lebih baik, lebih produktif, lebih efisien, lebih maju, apabila diisi oleh orang-orang yang berkualitas. 
Bagaimana Pemuda Gereja harus memandang pekerjaannya sebagai satu pelayanan?
1. Melakukan pekerjaannya dengan tulus hati.
Kol 3:22  Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.
Dalam ayat ini, Rasul Paulus menekankan bagaimana sikap seorang Kristen dalam lingkungan pekerjaannya. Kita harus berani menunjukkan sikap yang berbeda dengan orang yang tidak Kristen. Be different..be better.
Paulus memberikan kunci bagaimana agar seorang kristen dapat bersikap demikian. Paulus mengatakan ”karena takut akan Tuhan.” apa maksud dari phrase ini? ”Takut akan Tuhan” memiliki arti bahwa kita haruslah :
1.   Mengenal dengan benar TUHAN yang kepada-Nya kita beribadah. Tuhan yang kepada-Nya kita beribadah seperti pada hari ini adalah supreme Divinity. Dia adalah pribadi yang ada dengan sendirinya, penuh kuasa, dan patut dihormati. 
2.   Sadarilah bahwa sebagai pribadi yang supreme divinity, Allah tidak dapat dibatasi oleh waktu, tempat, dan mau pun situasi. Sehingga segala sesuatu yang kita pikirkan, rencanakan, sembunyikan, dan lakukan semua terbuka bagi-Nya.
3.   Kesadaran akan keberadaan Allah, menentukan bagaimana sikap kita memandang kewenangan seorang pimpinan. Ketika kita sadar bahwa Allah  itu sungguh ada, seharusnya kita pun menyadari seberapa besar kuasa TUHAN atas hidup kita

     2. Bekerjalah Seperti untuk TUHAN.
. Kita sudah belajar mengenal siapakah TUHAN.  Tuhan bukanlah pribadi yang bisa kita tipu. Apa pun yang kita pikirkan,  rencanakan,  rahasiakan bagi-Nya tidak ada yang tersembunyi.  Oleh karena itu, sebagai umat yang menyadari siapa TUHAN-nya, Paulus Kol 3:23  Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia
Ayat ini menekankan pentingnya kita melihat aktivitas kerja itu sebagai satu pelayanan kepada TUHAN.
Ketika kita menyadari bahwa pekerjaan adalah satu pelayanan kepada TUHAN, seharusnyalah kita menyadari bahwa tidak ada aturan dalam Alkitab yang memperbolehkan seorang pelayan TUHAN melayani dengan cara yang asal-asalan. Seorang pelayan TUHAN menurut standart Alkitab haruslah melayani TUHAN dengan persiapan khusus, dan dengan cara yang khusus seperti yang TUHAN kehendaki

3.  Bekerjalah untuk TUHAN, bukan untuk upah yang fana.
Kol 3:24  ”Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.”
Dalam dunia kerja, adalah hal yang wajar berpendapat “bekerja berarti mendapatkan upah yang setimpal.” Tetapi alangkah naifnya jika seorang pekerja menginginkan gaji yang besar dengan berbagai fasilitas ini dan itu, sementara prestasi kerjanya biasa-biasa saja.
TUHAN menentang prinsip kerja yang seperti ini, biasa-biasa saja atau asal-asalan. Penulis Alkitab menyatakan kepada kita bahwa pada dasarnya TUHAN tidak menentang pikiran mengenai upah. Alkitab jelas membuktikan kepada kita bahwa itu memang merupakan hak setiap pekerja. Sebagai contoh :  Yesus menyatakan dalam Luk. 10: 7 “Sebab seorang pekerja patut mendapatkan upahnya.” Dan di bagian lain, Paulus mengecam orang-orang yang malas dengan berkata “Siapa tidak bekerja janganlah diberi makan.” (2 Tes 3:10).

0 comments:

Post a Comment