Dunia kerja
adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjalanan hidup manusia. Bagian ini termasuk satu bagian yang menarik
dalam periode hidupnya manusia, dan episode yang sangat menentukan bagi akhir
hidup manusia, baik jasmani maupun rohani.
Periode ini sangat krusial dan sangat berpengaruh bagi perjalanan rohani
seseorang, dan sangat menentukan arah hidupnya.
Manusia
pertama, Adam, bahkan sudah memasuki dunia kerja ketika Tuhan Allah memberikan
tugas dan tanggung jawab baginya, seperti apa yang tertulis dalam Kej. 1:
26-28.
Dunia kerja
bagi Orang Kristen adalah pelayanan.
Sejatinya kita tidak membedakan dunia kerja dengan pelayanan (Kolose
3:23)
Manusia
sebenarnya yang mendikotomikan pekerjaan itu menjadi pekerjaan sekuler dan
pelayanan rohani. Padahal, sesungguhnya semua pekerjaan itu adalah pelayanan
untuk Tuhan.
Kalau kita
kembali ke bahasa aslinya, dari Septuaginta, bahasa Yunani mengartikan seluruh
pekerjaan itu adalah ‘Diakonia’ Paulus yang mempunyai talenta membuat tenda itu
juga diakonia, menginjil juga diakoni, artinya manusialah yang sering
membeda-bedakan pekerjaan itu.
Bekerja untuk
Tuhan? Iya, melayani Tuhan itu tidak boleh kita kotak-katik, bahwa selama ini
ada yang menyebut hanya di lingkungan gereja disebut melayani Tuhan. Saya
katakan, kita harus menjadi pelayani di mana pun kita bekerja. ‘Bekerja
seolah-olah untuk Tuhan.”
Dunia kerja
adalah pelayanan kita, dan bagian dari pengabdian kita kepada Tuhan Allah.
Dunia Kerja Sebagai Tempat Pelayanan
Dunia kerja
adalah bagian yang sangat menarik dan penuh tantangan dalam kehidupan manusia.
Sebagai jemaat
Gereja , benar bahwa di dalam dunia kerja, pemuda Gereja harus memiliki
pegangan yang kuat akan Firman Tuhan.
Perkembangan Gereja ke depannya terletak di tangan para pemuda, dan
ketangguhan seorang pemuda serta arah hidupnya akan banyak diuji dalam dunia
kerja.
Dunia kerja
sendiri akan lebih baik, lebih produktif, lebih efisien, lebih maju, apabila
diisi oleh orang-orang yang berkualitas.
Bagaimana
Pemuda Gereja harus memandang pekerjaannya sebagai satu pelayanan?
1.
Melakukan pekerjaannya dengan tulus hati.
Kol 3:22 Hai hamba-hamba, taatilah
tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja
untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.
Dalam ayat
ini, Rasul Paulus menekankan bagaimana sikap seorang Kristen dalam lingkungan
pekerjaannya. Kita harus berani menunjukkan sikap yang berbeda dengan orang
yang tidak Kristen. Be different..be better.
Paulus memberikan kunci bagaimana agar seorang
kristen dapat bersikap demikian. Paulus mengatakan ”karena takut akan Tuhan.” apa maksud dari
phrase ini? ”Takut akan Tuhan” memiliki arti bahwa kita haruslah :
1.
Mengenal dengan benar TUHAN yang kepada-Nya kita beribadah. Tuhan yang
kepada-Nya kita beribadah seperti pada hari ini adalah supreme Divinity. Dia
adalah pribadi yang ada dengan sendirinya, penuh kuasa, dan patut
dihormati.
2.
Sadarilah bahwa sebagai pribadi yang supreme divinity, Allah tidak dapat
dibatasi oleh waktu, tempat, dan mau pun situasi. Sehingga segala sesuatu yang
kita pikirkan, rencanakan, sembunyikan, dan lakukan semua terbuka bagi-Nya.
3.
Kesadaran akan keberadaan Allah, menentukan bagaimana sikap kita memandang
kewenangan seorang pimpinan. Ketika kita sadar bahwa Allah itu sungguh
ada, seharusnya kita pun menyadari seberapa besar kuasa TUHAN atas hidup kita
. Kita sudah
belajar mengenal siapakah TUHAN. Tuhan
bukanlah pribadi yang bisa kita tipu. Apa pun yang kita pikirkan, rencanakan,
rahasiakan bagi-Nya tidak ada yang tersembunyi. Oleh karena itu,
sebagai umat yang menyadari siapa TUHAN-nya, Paulus Kol 3:23 Apapun
juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan
dan bukan untuk manusia
Ayat ini
menekankan pentingnya kita melihat aktivitas kerja itu sebagai satu pelayanan
kepada TUHAN.
Ketika kita
menyadari bahwa pekerjaan adalah satu pelayanan kepada TUHAN, seharusnyalah
kita menyadari bahwa tidak ada aturan dalam Alkitab yang memperbolehkan seorang
pelayan TUHAN melayani dengan cara yang asal-asalan. Seorang pelayan TUHAN
menurut standart Alkitab haruslah melayani TUHAN dengan persiapan khusus, dan
dengan cara yang khusus seperti yang TUHAN kehendaki
3. Bekerjalah untuk TUHAN, bukan untuk upah yang fana.
Kol
3:24 ”Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang
ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.”
Dalam dunia
kerja, adalah hal yang wajar berpendapat “bekerja berarti mendapatkan upah yang
setimpal.” Tetapi alangkah naifnya jika seorang pekerja menginginkan gaji yang
besar dengan berbagai fasilitas ini dan itu, sementara prestasi kerjanya
biasa-biasa saja.
TUHAN
menentang prinsip kerja yang seperti ini, biasa-biasa saja atau asal-asalan.
Penulis Alkitab menyatakan kepada kita bahwa pada dasarnya TUHAN tidak
menentang pikiran mengenai upah. Alkitab jelas membuktikan kepada kita bahwa
itu memang merupakan hak setiap pekerja. Sebagai contoh : Yesus
menyatakan dalam Luk. 10: 7 “Sebab seorang pekerja patut mendapatkan upahnya.”
Dan di bagian lain, Paulus mengecam orang-orang yang malas dengan berkata
“Siapa tidak bekerja janganlah diberi makan.” (2 Tes 3:10).
0 comments:
Post a Comment